TIMES BIMA, GARUT – Bupati Garut Abdusy Syakur Amin menanggapi persoalan rendahnya tingkat kehadiran guru yang tercatat kurang dari 60 persen.
Menurutnya, masalah itu bukan sepenuhnya disebabkan oleh guru, melainkan kelemahan pada sistem absensi yang masih manual dan belum terintegrasi dengan baik.
“Sekarang saya minta Kadis (Kepala Dinas) untuk menggunakan aplikasi, sehingga ketika guru datang ke kelas, dia langsung absen. Kalau sekarang kan belum. Ada guru yang absensinya nol, bukan karena tidak hadir, tapi karena tidak pernah menggunakan aplikasi,” kata Syakur kepada wartawan, Selasa (9/9/2025).
Ia menjelaskan, absensi nantinya akan berbasis perangkat individu dengan sistem login sesuai lokasi sekolah.
Hal ini dilakukan agar data kehadiran benar-benar akurat. Namun, Syakur mengakui masih ada kendala teknis seperti wilayah yang blank spot dan belum tersedianya titik koordinat login di beberapa sekolah.
“Tapi kita punya waktu, kurang lebih sebulan sampai dua bulan. Target saya tahun 2026 semua sudah beres,” tegasnya.
Meski begitu, Syakur menegaskan persoalan ini tidak boleh menjadi ajang saling menyalahkan. Fokus utama pemerintah daerah adalah membiasakan guru dan aparatur dengan sistem baru, sekaligus memperbaiki infrastruktur digital agar pelayanan pendidikan berjalan lebih baik.
“Kita jangan saling menyalahkan. Sekarang fokusnya perbaiki sistem, biasakan orangnya, dan jamin kualitas pelayanan kepada masyarakat,” ujarnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Sistem Absensi Guru Dinilai Lemah, Bupati Garut Siapkan Optimalisasi dalam Dua Bulan
Pewarta | : Adis Cahyana |
Editor | : Ronny Wicaksono |