TIMES BIMA, JAKARTA – Beredar informasi bahwa kebiasaan minum air es setelah makan akan menyebabkan perut buncit. Informasi tersebut beredar di media sosial Facebook, salah satunya dibagikan akun Ingfobor pada 17 September 2021.

Dalam narasinya, pengguna akun Ingfobor menyebut orang yang memiliki kebiasaan minum air es atau minuman dingin setelah makan, perutnya akan semakin buncit.

Berikut narasi lengkap yang diunggah akun Ingfobor:
Banyak orang memiliki kebiasaan minum air es atau minuman dingin lainnya setelah makan. Memang rasanya nikmat dan menyegarkan. Namun, kebiasaan ini jika sering dilakukan akan menyebabkan bentuk tubuh Anda berubah. Perut Anda akan semakin buncit.

Sumber: Facebook (https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=110636228031484&id=110634124698361)

CEK FAKTA

Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia, informasi kebiasaan minum air es setelah makan akan menyebabkan perut buncit, merupakan informasi yang salah. Para pakar kesehatan menyatakan tidak ada hubungan antara minum air es dan penimbunan lemak.

Dilansir dari AFP, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, internis dan dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan, tidak ada hubungan antara minum air es dan  pembentukan lemak.

“Lemak menimbun karena kurang olahraga,” katanya, dikarenakan “masukan kalori lebih banyak dari mengeluarkan kalori,” ujarnya kepada AFP.

Sementara itu, dr. RA Adaninggar, internis di RS Adi Husada Undaan Wetan, Surabaya, mengatakan bahwa meminum air es tidak mengakibatkan penambahan berat badan.

“Perut menjadi buncit karena adanya penumpukan cadangan energi berupa lemak di bawah kulit perut,” katanya.

Dia mengatakan, bila energi yang digunakan lebih kecil dibanding energi yang masuk, maka akan terbentuk kelebihan cadangan energi yang bisa berasal dari lemak dan karbohidrat yang berlebihan yang tidak sebanding dengan penggunaannya.

Sumber: Para pakar kesehatan membantah peringatan 'air es membuat perut buncit' | Periksa Fakta AFP

Para dokter juga membantah klaim tentang minum air es yang menyebabkan perut buncit. Seperti dalam forum bertajuk DIskusi Dokter yang ditayangkan pada laman alomedika.com pada 16 September 2021. Ada pertanyaan tentang hubungan antara minum air es dan perut buncit. dr Dian Permatasari, MGizi SpGK merespons pertanyaan tersebut. 

Dia menyatakan, hingga saat ini, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa air es dapat menyebabkan perut buncit, kecuali air es yang ditambahkan sirup/gula/susu kental manis. Perut buncit disebabkan karena tidak melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi asupan tinggi kalori, tinggi lemak dan gula.

Sumber: Air Es dan Perut Buncit - Gizi Klinik Ask The Expert | Alomedika

Begitu pula pada klikdokter.com, dalam artikel berjudul "Minum Air Dingin Bisa Bikin Perut Buncit?", dr Melyana Putri menjelaskan bahwa air putih, dingin, hangat, atau suhu ruangan, sama-sama mengandung 0 kalori. Bila air putih mengandung 0 kalori, berarti itu tidak akan menambah jumlah kalori meski dikonsumsi dalam bentuk dingin atau hangat.

Dijelaskan pula, perut buncit adalah keadaan yang disebabkan oleh terlalu banyak makan dan terlalu sedikit bergerak. Jadi, bila kalori yang masuk ke dalam tubuh lebih banyak dibandingkan yang dibuang melalui aktivitas fisik, maka hasilnya adalah peningkatan berat badan.

Selain dari asupan makanan dan aktivitas fisik, penyebab perut buncit lainnya adalah metabolisme yang lambat. Ketika seorang wanita sudah menopause, metabolismenya akan berubah dan menyebabkan peningkatan lemak. Maka, seiring dengan bertambahnya usia, tidak jarang seorang wanita akan lebih mudah gemuk dibandingkan pria. Penumpukan lemak pada usia tua juga lebih banyak terjadi di daerah perut.

Sumber: Minum Air Dingin Bisa Bikin Perut Buncit? | KlikDokter

KESIMPULAN

Menurut hasil penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia, informasi kebiasaan minum air es setelah makan akan menyebabkan perut buncit, salah. Para pakar kesehatan menyatakan tidak ada hubungan antara minum air es dan penimbunan lemak atau perut buncit.

Menurut misinformasi dan disinformasi yang dikategorikan First Draft, informasi tersebut termasuk dalam kategori Misleading Content (Konten yang Menyesatkan). Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi. Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.

----

Cek Fakta TIMES Indonesia

TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerja sama dengan 23 media nasional dan lokal, untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected] (*)