TIMES BIMA, JAKARTA – Arwana, ikan air tawar purba, Ia termasuk dalam famili Osteogossidae yang telah ada sejak zaman kapur.
Ilmuwan pernah menemukan fosil yang menunjukkan arwana setidaknya sudah ada sejak 220 juta tahun yang lalu.
Saking lamanya, arwana bahkan mendapat julukan living fossil, atau fosil hidup.
Ikan ini dipelihara sebagai ikan hias karena warnanya kulit memikat dan liukan tubuhnya yang gemulai.
Sebagai ikan hias, arwana masuk dalam kategori ikan mahal, Dia bahkan sebagai simbol kemakmuran dan keberuntungan.
Ikan arwana termahal yang berjenis red arwana. Bahkan harus ada sertifikat resmi untuk bisa mememlihara si merah ini.
Selain arwana merah, jenis arwana lainnya juga tak kalah mahal, arwana hijau, arwana emas, arwana perak, dan arwana merah.
Sebenarnya arwana merupakan ikan predator, ia tinggal di sungai-sungai di Asia, Australia, sebagian Afrika dan perairan Amerika Selatan.
Meski predator, tapi arwana tidak buas, makanya cocok dijadikan hewan piaraan. Di habitat aslinya arwana makan ikan kecil, berbagai serangga dan krustacea.
Di alam liar, si naga air ini bisa hidup hingga lebih dari 50 tahun. Ikan eksotis itu berkembang biak dengan unik, setelah betina bertelur, sang jantan akan menyimpan telur ikan di mulutnya selama 1-2 bulan. Selama itu arwana jantan harus puasa alias tidak makan apapun. Setelah menetas, barulah pejantan itu akan mengeluarkan anak-anak ikan.
Sayang kini di alam liar habitat arwana terus berkurang. Beruntung ikan ini mudah dibudidayakan. Bahkan hadil budidaya arwana dari Indonesia banyak yang diekspor ke Cina dan negara Asia lainnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Eksotisme Arwana, Ikan Air Tawar Purba yang Nyaris Punah
Pewarta | : Dhina Chahyanti |
Editor | : Dhina Chahyanti |